Penguatan Kelembagaan Bawaslu Jatim Tuntas, Warits: Ini Investasi Besar untuk Pemilu Berkualitas
|
Surabaya – Bawaslu Jawa Timur resmi menutup rangkaian penguatan kelembagaan bersama Komisi II DPR RI pada Kamis, 20 November 2025, setelah berlangsung sejak 19 Agustus 2025. Program ini digelar 40 kali di 38 titik, melibatkan 2.850 peserta dan 152 narasumber dari kalangan akademisi, pemantau pemilu, hingga penyelenggara pemilu.
Ketua Bawaslu Jawa Timur, A. Warits, menyampaikan bahwa penguatan kelembagaan menjadi komitmen Bawaslu Jatim untuk terus belajar, memperbaiki tata kelola, serta meningkatkan kapasitas pengawasan. Ia menyebut rangkaian kegiatan ini sebagai investasi penting untuk menjawab tantangan pemilu yang semakin kompleks.
"Bawaslu Jawa Timur tidak berhenti belajar dan memperkuat diri. Ini adalah investasi besar untuk kesiapan pengawasan pemilu di masa depan,” ujarnya.
Warits mengapresiasi dukungan penuh Komisi II DPR RI yang memberikan ruang dialog, fasilitasi, serta penguatan regulatif dan struktural sehingga meningkatkan kualitas kelembagaan Bawaslu Jatim. Rangkaian penguatan ini dibuka dan ditutup secara simbolis di Surabaya.
Ia menegaskan bahwa meski kegiatan bersama Komisi II telah selesai, penguatan internal Bawaslu Jatim akan terus berlanjut. Fokus penguatan diarahkan pada delapan bidang strategis, yakni tata kelola internal, literasi demokrasi, hubungan kelembagaan, layanan PPID dan hukum, pengolahan data, akuntabilitas keuangan, modernisasi birokrasi, serta peningkatan kinerja kelembagaan.
"Delapan bidang ini adalah kerangka besar modernisasi Bawaslu Jawa Timur. Jika dijalankan konsisten, kita tidak hanya memperbaiki cara kerja, tetapi membentuk budaya baru organisasi,” jelasnya.
Warits menambahkan bahwa tantangan pemilu ke depan semakin kompleks, mulai dari disinformasi, kampanye digital, polarisasi politik, hingga perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan. Karena itu, penguatan kelembagaan dianggap menjadi fondasi utama dalam menjaga kualitas pengawasan.
Ia juga menekankan pentingnya pengembangan literasi politik berbasis catatan peristiwa pemilu, mengingat Bawaslu Jatim memiliki data lapangan yang sangat kaya dan bernilai bagi masyarakat, akademisi, serta generasi muda.
"Literasi politik yang kuat adalah yang berbasis pengalaman nyata. Ini memberikan pengetahuan konkret dan membantu membangun pemilih yang lebih cerdas,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Warits menegaskan bahwa penguatan kelembagaan bukan program temporer, tetapi budaya kerja yang harus dirawat setiap hari dengan konsistensi, integritas, dan keberanian berinovasi.
Penulis: Humas Bawaslu Tuban